Wednesday, September 4, 2013

Nicko Fernandes: KALIMAT TERAKHIR By : @dietaasturia



Braaak! Jendela tua itu tertutup dengan sendirinya angin malam yang dingin memilukan tulang-tulangku.Tirai jendela berkibar-kibar seakan-akan menertawakan ketakutanku.

          Kupandang cermin yang terpalang dengan anggun dihadapanku. Mata itu..., bibir itu...,hidung itu...,hmmm...semuanya masih normal. Mereka masih milikku seperti sebelumnya. Tapi, sepertinya ada sesuatu yang berubah.Kutatap cermin itu sekali lagi. Wajahku terlihat sangat pucat dalam cahaya lilin yang mulai meredup. Aku baru menyadari betapa takutnya aku.
          Kusandarkan punggungku ke dinding. Kupandangi sekelilingku. Rumah tua ini sangat asing bagiku. Entah bagaimana aku bisa berada di sini.Yang terakhir kuingat adalah mobil yang aku tumpangi masuk ke dalam jurang. Tetapi untunglah aku dan ketiga temanku (Alex,Valeryan dan Angel) berhasil melompat keluar. Aku masih ingat bagaimana aku dan Angel berguling-guling di atas tanah yang lembab dan dingin. Aku tak melihat kedua temanku yang lain. Mereka melompat ke arah yang berlawanan dengan kami. Kemudian...ah, tidak! Aku tak bisa mengingat lagi. Tiba-tiba saja aku terbangun dan berada di rumah tua ini.

          Hmmm...andai saja sekarang ini aku nggak sendirian . Aku benar-benar berharap ada orang lain di sini. Angel....Ya, Tuhan, andaikan saja dia ada di sini....

          Kurapatkan tanganku. Sepertinya tak ada cara lain yang dapat kulakukan selain berdoa. Aku berharap mimpi buruk ini segera berakhir dan digantikan oleh hari-hari ceria yang dulu kumiliki.

          Aku benar-benar bersyukur karena aku masih hidup.Ya... paling tidak aku masih bisa hidup. Tapi...bagaimana dengan teman-temanku dan kekasihku? Kuharap ketika kubuka mataku, aku akan melihat mereka didepanku dan semua ini.....Ya, Tuhan, andaikan semua ini hanya mimpi.....

          Niickoooo, suara itu mengejutkanku.sepertinya aku sangat mengenal suara itu.Pintu terbuka dan ia pun masuk.Dalam cahaya lilin yang redup aku masih bisa melihat wajahnya yang cantik. Angel! Ya, Tuhan, betapa leganya aku! Angel tersenyum dengan  wajah yang pucat aku langsung memeluknya.

          Kurasakan tubuhku menghangat dan darahku mulai mengalir. Kutatap wajah Angel yang begitu cantik seakan-akan aku tak akan membiarkannya pergi dari sisiku.

  “NC kamu tidak apa-apa?” tanyanya sambil menatapku. Aku menggeleng.

          Aku baru menyadari kalau jaket berwarna merah yang sejak tadi menyelimutiku adalah jaket kesayangan Angel. Kalau begitu orang yang menyelamatkanku dan membawaku ke rumah tua ini adalah Angel kekasihku.

  “Angel, thanks !”

          Dia hanya tersenyum penuh arti. “Gimana Alex sama Valeryan ?” Tiba-tiba aku teringat kepada kedua temanku itu.

          Entahlah, aku belum bisa menemukan mereka, tapi sepertinya mereka baik-baik saja,”Angel menjawab dengan tenang. “Gimana kamu bisa tahu?”tanyaku.

 “Feeling,”jawabnya sambil memamerkann lesung pipinya. Angel memang selalu begitu, mengandalkan feeling-nya dalam menentukan sesuatu. Tapi harus akuakui kalau feeling-nya memang sering benar.Aku menjadi lebih tenang sekarang.

          Pandanganku tertuju ke ujung ruangan. Tak ada apapun di sana selain tumpukan debu. Tumpukan debu yang tak bisa berbuat apa pun ketika angin menerbangkannya. Sama seperti aku. Aku tak bisa berbuat apa pun sekarang, selain menunggu dan berharap.

  Tiba-tiba Angel mencium keningku dan  “I love you NC !”Tiba-tiba Angel membisikkannya di telingaku.

  Aku menoleh kearahnya, tapi aku tak bisa menemukan siapa pun.”Angel !”. Kualihkan pandanganku ke setiap ujung ruangan. Aku masih tak bisa menemukannya.Aku memanggil namanya “Angel....Angel di mana kamu sayang?”. Mungkin dia keluar sebentar, pikirku. Tapi mana mungkin secepat itu?

          Seluruh tubuhku menggigil.Entah apa yang harus kulalukan sekarang .Andaikan Angel masih di sini.Andai dia tak menghilang secepat itu.Andai....ah, sudahlah, yang penting sekarang aku akan mencari Angel dan teman-temanku.

          Kulirik jam tanganku. Pukul 03.00 WIB.Mungkin aku bisa menginap di rumah penduduk dekat sini. Semoga saja ada manusia yang terjaga di pagi sebuta ini. Kukemasi barang-barangku dan jaket merah milik Angel.

  “Tok....tok....tok....” terdengar suara pintu menjerit karena di pukul orang.Siapa? tanyaku dalam hati apa mungkin Angel kembali.Atau mungkin Alex apa Valeryan.

        Braaak!! Pintu di buka dengan paksa. Seorang pria setengah baya menatapku dalam-dalam.Kemudian di belakangnya, dua wajah yang amat aku kenal, Alex dan Valeryan. Tak dapat aku sembunyikan kegembiraanku. Kuhampiri Alex dan Valeryan . segaris luka bertengger di dahi dan di pipi mereka.

  “Kami sudah mencari kemana-mana,” kata Alex. “Untunglah Pak Kades mau membantu,” katanya lagisambil menunjuk pria setengah baya itu.

           Raut wajah Valeryan berubah ketika melihat jaket merah milik Angel yang menyelimuti tubuhku.

"Kalian ketemu sama Angel, nggak?” tanyaku.

“NC....Angel.....”Valeryan menghela nafas.”Jenazahnya ditemukan di lokasi kejadian.”


“ Tidak......tidak mungkin!”Aku tak bisa mempercayai apa yang baru saja kudengar.Angel baru saja di sini bersamaku. Tidak kutahan setetes air mata yang mengalir di pipiku.Kudengar samar-samar kalimat terakhir yang di bisikkan Angel : “I love you NC !”

No comments:

Post a Comment